Wednesday, October 31, 2018

Filosofi Wortel, Telur dan Biji Kopi


Dalam keseharian sebagai manusia individu dan makhluk sosial, akan ada masa setiap anak turun Adam mendapatkan ujian atau cobaan. Yang Pasti bahwa Allah tidak akan memberi cobaan yang tidak sanggup dilalui oleh hambaNya, tapi kenapa ada yang stress dan mungkin sampai bunuh diri, apakah berarti cobaan yang mereka terlalu berat untuk mereka tanggung?
Jawabannya tidak.

Setiap besar kecilnya suatu cobaan/masalah tergantung bagaimana sudut pandang masing orang. Pesan ini bisa kita ambil dari Wortel, Telur dan Biji Kopi. masing2 mempunyai sifat yang jelas;
1. Wortel bentuknya keras, bisa digambarkan sebagai orang dengan pribadi yang tegas.
2. Telur dalamnya cairan, bisa digambarkan sebagai seorang dengan pribadi yang lembut dan menyenangkan
3. Biji Kopi dari aromanya, bisa digambarkan sebagai orang dengan pribadi mudah disukai, berwibawa, penyemangat.
dan cobaan/masalah di gambarkan sebagaimana air yang mendidih.


Apa yang terjadi jika wortel, telur dan biji kopi, satu per satu dimasukan ke dalam air panas.
1. Wortel yang semula keras menjadi lembek, bisa digambarkan sebagai orang yang semula tegas kemudian berubah menjadi orang yang tidak tegas dan lemah.
2. Telur yang semula dalamnya cair berubah menjadi padat, digambarkan sebagai orang yang semula lemah lembut dan sopan berubah menjadi seorang yang keras hati dan pemarah.
3. Biji kopi yang semula sudah tercium aroma kopi, setelah mendapat masalah akhirnya aromanya semakin mantap, digambarkan sebagai seorang yang berharsil melewati cobaan dan merubah masalah menjadi batu loncatan.

Nah mau pilih menjadi apa? Wortel? Telur? atau Biji Kopi? semua tergantung manusianya, dan kemampuan menghadapi cobaan tergantung juga tingkat keimanan seseorang.

sumber:unknown

Tuesday, October 2, 2018

Burung Elang Yang diasuh Oleh Ayam

Burung elang adalah burung golongan predator atau hewan pemangsa, target yang sering menjadi incaran cakar tajamnya adalah tikus, ular, ayam, kadal, tupai dan beberapa hewan darat lainnya.

Elang memiliki sayap yang lebar dan kuat, paruh yang mampu mengoyak mangsanya dan cakar untuk mencengkeram sasarannya. Seringkali burung elang dijadikan simbol kekuatan, ketangguhan dan keperkasaan.

Sedangkan ayam adalah kebalikan dari burung elang, ayam adalah mangsa empuk bagi burung elang.

Dan cerita ini dimulai ketika telur burung elang yang tidak sengaja masuk ke sarang ayam, sang induk ayam yang kebetulan sedang bertelur, berpikir bahwa telur burung elang tersebut adalah telur ayam, sehingga dia tetap mengerami hingga menetas.

Burung elang kecil tumbuh dan berkembang di lingkungan ayam, dan burung elang merasa bahwa dirinya adalah seekor ayam yang lahir dari telur ayam.

Sampai ketika saat dewasa, anak burung elang itu melihat burung elang lain yang terbang dengan gagahnya di angkasa. dan diapun berkeinginan bisa terbang seperti itu.

Kemudian dia menyampaikan kepada induk ayam agar diajari terbang seperti burung elang tersebut, induk ayam pun menjawab bahwa itu tidak mungkin karena kamu adalah seekor ayam yang sebagaimana layaknya punya sayap tapi tidak bisa terbang.

Akhirnya anak burung elang tadi terus tumbuh dan menjadi tua sebagai seekor ayam.

Sebuah pelajaran berharga bisa kita dapatkan dari kisah ini, anak burung elang memilih mendengarkan sekitarnya dan menjadi ayam, hidup adalah pilihan. Burung elang tersebut belum menemukan potensi terbaiknya, dan untuk menemukan potensi terbaik bukanlah hal yang mudah karena lingkungan sekitar kita akan terus mencekoki pikiran kita dengan batasan-batasan yang tidak mungkin bisa kita lampui.

Jadi untuk menjadi pribadi dengan potensi terbaiknya adalah dengan melakukan hal yang berbeda dan lebih dari kebiasaan orang lain. Menembus segala batasan-batasan logika, mengutamakan keyakinan dan usaha.

sumber: unknown



Filosofi Wortel, Telur dan Biji Kopi

Dalam keseharian sebagai manusia individu dan makhluk sosial, akan ada masa setiap anak turun Adam mendapatkan ujian atau cobaan. Yang...